Pendampingan Gerdu-Taskin

DIHARAPKAN TAHUN 2008 TIDAK ADA PERBEDAAN DATA STATISTIK JUMLAH RTM

Ketua Komisi IV DPR RI Ishartanto dari Fraksi Kebangkitan Bangsa mengatakan tahun 2008 diharapkan tidak ada lagi perbedaan data statistik sehubungan dengan besarnya jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) yang ada di seluruh Indonesia.
            Pernyataan ini disampaikan pada saat kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Riau, baru-baru ini yang juga diikuti Wakil Ketua Komisi IV Syarfi Hutauruk (F-PG) dan delapan belas anggota lainnya.
            Ishartanto menambahkan, dalam menentukan jumlah RTM di seluruh Indonesia selalu ada perbedaan jumlah yang dikeluarkan baik dari Badan Pusat Statistik (BPS) maupun dari BKKBN. “Di tahun 2007 ini, perbedaan itu sangat signifikan,” ujarnya.
            Menurutnya, data statistik yang valid sangat diperlukan untuk menentukan berapa distribusi raskin yang akan disampaikan kepada penerima manfaat. Karena sebetulnya setiap tahun DPR selalu memperjuangkan kenaikan anggaran untuk subsidi raskin ini,   namun angka kemiskinan juga cenderung semakin naik.
            Ishartanto yang memimpin rombongan kunker tersebut mengatakan, jika tahun 2007 jumlah RTM yang disubsidi sebesar 15,7 juta, maka untuk tahun 2008 RTM yang diberikan subsidi sebesar 19,2 juta. Jadi, katanya, tahun 2008 hampir seluruh RTM mendapatkan jatah raskin walaupun jumlahnya tiap RTM 10 kg.
            Dalam kesempatan tersebut, dengan berat hati Ishartanto menyampaikan tahun 2008 harga raskin naik dari Rp 1.000, – tiap kilo gram menjadi Rp 1.600,-. Dalam hal ini dewan tidak dapat mengalokasikan dana yang lebih besar lagi, karena tidak mungkin anggaran itu diambil dari pos-pos lain, karena itu dengan sangat terpaksa menaikkan harga tersebut.
            Ishartanto juga menegaskan dihadapan penerima manfaat agar mereka tidak segan-segan untuk melaporkan jika beras yang diterima timbangannya kurang dan kualitasnya tidak baik.  “Kami akan mencari jalan keluarnya,” ujarnya.
            Kepala Perum Bulog Divisi Regional Riau, Husein Akhmad mengatakan, pagu alokasi raskin se Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 sebanyak 6.348.960 kg untuk 52.908 RTM selama dua belas bulan penyaluran dan tiap RTM menerima 10 kg.
            Akan tetapi, berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No. 412.6/2046/PMD tanggal 10 Oktober 2007 perihal Penyesuaian Pagu Raskin, terjadi penurunan pagu subsidi untuk Provinsi Kepulauan Riau menjadi 5.813.000 ton dengan ketentuan 10 kg/RTM/bulan selama 11 bulan dengan harga Rp 1.000,-/kg di titik distribusi.
            Untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin terutama yang belum mendapatkan alokasi raskin APBN, Pemprov Riau dan beberapa Kabupaten di Provinsi Kepualauan Riau melakukan perjanjian kerja sama untuk pengadaan dan penyaluran Raskin Otonomi.
            Untuk tahun 2007, pemenuhan subsidi beras untuk rumah tangga miskin melalui pola sharing APBD antara Pemerintah Provinsi (sebanyak 57%) dan Pemerintah Kabupaten/Kota (sebanyak 43%).
            Program raskin otonomi dengan menggunakan APBD Provinsi Kepulauan Riau diperuntukkan sebanyak 12. 586 RTM, dan setiap RTM mendapatkan 20 kg/bulan dengan durasi enam bulan (karena baru dimulai bulan Juli 2007) dengan jumlah beras sebanyak 1.510.320 kg. Raskin otonomi ini, kata Husein, meliputi kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Natuna.
            Lebih lanjut Husein menambahkan, program raskin otonom Provinsi Kepulauan Riau merupakan kebanggaan provinsi, karena merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang melakukan program tersebut. Hal ini membuktikan kepedulian yang tinggi dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau kepada peningkatan kesejahteraan rumah tangga miskin.
            Dia berharap, program raskin otonomi yang dilakukan oleh Pemda Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten/Kota yang dimulai pertengahan 2007 ini dapat berlanjut menjadi program yang berkesinambungan pada tahun-tahun mendatang.
            Husein juga berharap, pemerintah dapat menambah jumlah alokasi raskin menjadi 20kg/RTM/bulan. Karena alokasi 10 kg/RTM/bulan masih kurang mencukupi dimana rata-rata dalam satu rumah tangga miskin terdiri dari ayah, ibu dan tiga orang anak yang membutuhkan beras kurang lebih 30 kg/bulan.
Kendala Yang Dihadapi
            Pada kesempatan yang sama, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Riau menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi dalam penyaluran raskin diwilayahnya.
            Menurutnya, kondisi geografis dan medan jalur transportasi di Provinsi Kepulauan Riau yang berat mengakibatkan Biaya Operasional Pendistribusian (BOP) raskin menjadi tinggi. Dengan BOP raskin yang ada saat ini rata-rata sebesar Rp 165/kg, masih dirasa sangat minim sehingga perlu tambahan BOP menjadi Rp 190/kg. Selama ini, biaya operasional yang dikeluarkan di Batam menghabiskan anggaran sebesar Rp 600 juta.
            Untuk mengatasi masalah tersebut, Divre Riau melakukan penyebaran stok kedaerah-daerah yang rawan kondisi cuaca dengan lebih intensif pada saat cuaca baik dan mendukung sampai dengan terpenuhinya kapasitas maksimal gudang penyimpanan di daerah tujuan.
http://www.dpr.go.id/artikel/terkini/artikel.php?aid=3760

18 December 2007 Posted by | TAJUK | Leave a comment

77,6 Persen PNS Tak Mampu Beli Rumah

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan (Bapertarum) Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebanyak 77,6 persen dari 12.878 PNS di DKI Jakarta menyatakan belum mampu membeli rumah. Alasannya gaji yang belum mencukupi.

“Karenanya, perlu ada peningkatan kemampuan bagi PNS untuk membeli rumah,” kata Deputi Bidang Perumahan Formal Kemenpera Zulfi Syarif Koto kepada wartawan pada acara Rakornas Survey Animo PNS terhadap Rusunami di 9 Kota Besar yang dilaksanakan oleh Bapertarum PNS di Jakarta, Jumat (14/12). Menurut Zulfi, hasil survei dari Bapertarum itu akan dijadikan acuan Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Kemennegpera) untuk menaikkan pinjaman uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) bagi PNS. Yakni dari semula besarnya hanya Rp 1,2 juta sampai Rp 2,1 juta menjadi Rp 20 juta.

Dia mengatakan, jika hanya mengandalkan pinjaman uang muka Bapertarum yang maksimal jumlahnya Rp 20 juta, maka belum tentu cukup untuk membayar cicilan, kecuali bagi PNS yang suami-istri bekerja. Untuk itu, PNS harus mendapat dukungan juga dari instansinya. Bentuknya bisa berupa hibah atau pinjaman, tergantung kemampuan keuangan dari instansi tersebut. Sementara itu, Kepala Sekretaris Tetap Bapertarum PNS Alisjahbana mengatakan, pemerintah juga menyediakan bantuan uang muka serta bantuan selisih bunga bagi kepemilikan Rusunami.

“Dari kedua subsidi tersebut, ditambah dengan pinjaman uang muka, maka Bapertarum mengharapkan PNS masih dapat menjangkau harga rusunami. Jadi tanpa harus mengorbankan sumber-sumber pengeluaran lainnya,” katanya. Dikatakannya, berdasarkan survei PNS yang dilaksanakan Bapertarum di sejumlah instansi pemerintah di DKI Jakarta, dari 12.858 responden, 43,6 persen bersedia menyediakan uang muka kurang dari Rp 5 juta.

Selain itu, sebanyak 29 persen bersedia menyediakan uang muka antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Sementara untuk cicilan per bulan, mayoritas 46,3 persen hanya bersedia menyisihkan maksimal Rp 500.000 per bulan dan hanya 27,9 persen bersedia mencicil Rp 500.000 sampai Rp 750.000 per bulan. Dilanjutkan Alisjahbana, sebanyak 53,9 persen responden menginginkan tipe 45, 29,9 persen tipe 36. Sedangkan tipe kecil 27 dan 30 hanya 6 responden saja. Sedangkan lokasi mayoritas di Ciganjur 29,4 persen, Pulo Gebang 18,8 persen, Meruya 16,7 persen, dan Cipayung 16,4persen.

Sedangkan persepsi responden untuk rusunami, kata Alisjahbana, harus dekat dengan tempat kerja, memiliki fasilitas sosial dan umum yang lengkap, harga murah serta menghemat uang trasnport setiap bulannya, dekat dengan pusat kota, penataan yang rapih, bangunan kuat, dan cocok untuk masyarakat perkotaan. Sementara keinginan tinggal di rusunami, sebanyak 53,3 persen menyatakan berminat serta hanya 37,1 persen saja yanga ingin tinggal di rumah biasa.

http://els.bappenas.go.id/upload/kliping/77.pdf

17 December 2007 Posted by | BEBAS | Comments Off on 77,6 Persen PNS Tak Mampu Beli Rumah

PRINSIP 90/10

( Oleh : STEPHEN COVEY)

Bagaimana prinsip 90/10 itu ?

– 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami.
– 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi.

Apa maksudnya ?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri
anda.

Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan
hal ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat
seluruh rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.
Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.
Bagaimana caranya ? …. Dari cara reaksi anda !!
Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol
reaksi anda.

Marilah kita lihat contoh dibawah ini :
Kondisi 1
Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja
menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda
tersiram kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja
terjadi.
Reaksi anda :
Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda.
Anak anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri
anda dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu
pinggir diujung meja.
Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat
ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil
menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis.
Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan
mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil
dengan kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60
km/jam.
Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,-
karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda
secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.
Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau
tas anda tertinggal di rumah.
Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan
semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah.
Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan
dengan istri dan anak anda.
Mengapa ? … Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa anda mengalami hari yang buruk ?*
1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah anda penyebabnya ?
Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah anda sendiri !!
Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada
cangkir kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah
penyebab hari buruk anda.

Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.
Kondisi 2
Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda
berkata lembut : “Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya.” Anda
ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan
mengambil tas, secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat
anak anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda
kemudian mengecup lembut pipi istri anda dan mengatakan : “Sampai jumpa
makan malam nanti.”
Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur
staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di
kantor.
Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?

2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri
dengan
kondisi berbeda.

Mengapa ?
Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi !
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang
90% tergantung dari reaksi anda sendiri.
Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang
mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan
serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan
komentar buruk tersebut mempengaruhi anda.
Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda:
kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.

Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat
masuk kantor ? Apakah anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki
? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?
Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik ? Kenapa anda biarkan
kondisi tersebut merusak hari anda ?
Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat
terselesaikan.

Contoh lain :
– Anda dipecat.
Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ?
Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang
karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.

– Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah
kepada petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan
terhadap apa yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan
memperburuk kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi,
membaca buku yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain.

Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas
harian anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan
hasilnya sangat menakjubkan.

Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan
hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita
mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.

NIKMATILAH HIDUP INI !!

14 December 2007 Posted by | Lainnya | Leave a comment